Kesenian Reog,
mendengar kata kesenian saya pasti sudah siap-siap memasang mata untuk
melihatnya. Kalo boleh sombong si ya.... saya memang sangat mencintai seni
budaya yang ada di Indonesia. Seni budaya Indonesia memiliki keanekaragaman
yang unik-unik sehingga menarik banyak warga asing untuk berwisata ke Indonesia
untuk menghibur diri dengan sajian kebudayaan khas Indonesia. Kali ini saya
akan berbagi pengetahuan tentang kesenian Reog.
Reog adalah salah satu
kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timurbagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya.
Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental
dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat. Sejarah cerita
dari kesenian Reog ini memiliki beberapa versi. Namun, versi resmi alur cerita
Reog Ponorogo kini adalah cerita tentang Raja Ponorogo yang berniat melamar
putri Kediri, Dewi Ragil Kuning, namun di tengah perjalanan ia dicegat oleh
Raja Singabarong dari Kediri. Pasukan Raja Singabarong terdiri dari merak dan
singa, sedangkan dari pihak Kerajaan Ponorogo Raja Kelono dan Wakilnya Bujang
Anom, dikawal oleh warok (pria berpakaian hitam-hitam dalam tariannya), dan
warok ini memiliki ilmu hitam mematikan. Seluruh tariannya merupakan tarian
perang antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Ponorogo, dan mengadu ilmu hitam
antara keduanya, para penari dalam keadaan "kerasukan" saat mementaskan
tariannya.
Seni Reog Ponorogo terdiri dari beberapa rangkaian 2 sampai 3 tarian pembukaan.
Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian
serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan
sosok singa yang pemberani. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8
gadis yang menaiki kuda. Pada reog tradisionil, penari ini biasanya diperankan
oleh penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran
kepang atau jathilan, yang harus dibedakan dengan seni tari lain yaitu tari
kuda lumping. Tarian pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian oleh
anak kecil yang membawakan adegan lucu yang disebut Bujang Ganong atau
Ganongan.
Setelah tarian
pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi
dimana seni reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang
ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan,
biasanya cerita pendekar. Adegan dalam seni reog biasanya tidak mengikuti
skenario yang tersusun rapi. Disini selalu ada interaksi antara pemain dan
dalang (biasanya pemimpin rombongan) dan kadang-kadang dengan penonton.
Terkadang seorang pemain yang sedang pentas dapat digantikan oleh pemain lain
bila pemain tersebut kelelahan. Yang lebih dipentingkan dalam pementasan seni
reog adalah memberikan kepuasan kepada penontonnya. Adegan terakhir adalah
singa barong, dimana pelaku memakai topeng berbentuk kepala singa dengan
mahkota yang terbuat dari bulu burung merak. Berat topeng ini bisa mencapai
50-60 kg. Topeng yang berat ini dibawa oleh penarinya dengan gigi. Kemampuan
untuk membawakan topeng ini selain diperoleh dengan latihan yang berat, juga
dipercaya diproleh dengan latihan spiritual seperti puasa dan tapa.
Tokoh-tokoh yang
berperan dalam kesenian Reog ini antara lain; jathil adalah prajurit berkuda
dan merupakan salah satu tokoh dalam seni Reog. Jathilan merupakan
tarian yang menggambarkan ketangkasan prajurit berkuda yang sedang berlatih di
atas kuda. "Warok" yang berasal dari kata wewarah adalah orang
yang mempunyai tekad suci, memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih.
Warok adalah wong kang sugih wewarah (orang yang kaya akan wewarah). Artinya,
seseorang menjadi warok karena mampu memberi petunjuk atau pengajaran kepada
orang lain tentang hidup yang baik.
Barongan (Dadak merak) merupakan peralatan tari yang
paling dominan dalam kesenian Reog Ponorogo. Bagian-bagiannya antara lain;
Kepala Harimau (caplokan), terbuat dari kerangka kayu, bambu, rotan
ditutup dengan kulit Harimau Gembong. Klono Sewandono atau Raja Kelono
adalah seorang raja sakti mandraguna yang memiliki pusaka andalan berupa Cemeti
yang sangat ampuh dengan sebutan Kyai Pecut Samandiman kemana saja pergi sang
Raja yang tampan dan masih muda ini selalu membawa pusaka tersebut. Bujang
Ganong (Ganongan) atau Patih Pujangga Anom adalah salah satu tokoh yang
enerjik, kocak sekaligus mempunyai keahlian dalam seni bela diri sehingga
disetiap penampilannya senantiasa di tunggu - tunggu oleh penonton khususnya
anak - anak. Bujang Ganong menggambarkan sosok seorang Patih Muda yang cekatan,
berkemauan keras, cerdik, jenaka dan sakti.
Mengenai kontroversi
pengklaiman kesenian Reog milik Malaysia itu sebenarnya tidak benar. Pada akhir
November 2007, Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Datuk Zainal Abidin Muhammad
Zain menyatakan bahwa Pemerintah Malaysia tidak pernah mengklaim Reog Ponorogo
sebagai budaya asli negara itu. Reog yang disebut “Barongan” di Malaysia dapat
dijumpai di Johor dan Selangor, karena dibawa oleh rakyat Jawa yang merantau ke
negeri tersebut. Dari hal tersebut diharapkan kita sebagai pemilik asli
kesenian tersebut harus mampu mempertahankan dan melestarikan seni budaya milik
kita sendiri. Jadi, tanamkanlah budaya kita dalam hati kita dan lestarikan agar
semua itu tidak hilang.
Referensi : Reog (Ponorogo), http://id.wikipedia.org/wiki/Reog_(Ponorogo)
Referensi : Reog (Ponorogo), http://id.wikipedia.org/wiki/Reog_(Ponorogo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pengunjung yang baik adalah pengunjung yang selalu meninggalkan komentar...